Jumat, 26 Juni 2015

Template blogger [Hacker]



Apakah kalian hacker??


Kali ini saya akan posting tentang " Template Blogger [ Hacker ] "


Berikut contohnya!!


Jika ada template yang anda minat, silahkan di download..







1. narukhai - Hacker [1]












->Free Download<-






2. narukhai - Hacker [2]















->Free Download<-






3. narukhai - Hacker [3]












->Free Download<-









4.narukhai - Hacker [4]











->Free Download<-






5.narukhai - Hacker [5]













-> Free Download<-






6. narukhai - Hacker [6]












->Free Download<-

Selasa, 23 Juni 2015

PROGRAM PEMBAGIAN DAN PERKALIAN C++

Penjumlahan Perkalian dan Pembagian Dalam C++

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :


1. Alangkah baiknya  membaca Bassmalah dahulu 
2. Langsung aja buka Dev C++ yg anda miliki
3. Klik  “File”...Sorot “New”...Sorot dan klik “Project”
4. Klik “Console Application”...Centang “C++ Project” ..Beri nama project anda
5. Pilih tempat penyimpanan yang anda inginkan
6. Dev C++ siap di gunakan :D
 Nah .. sekarang ketik kata-kata berikut ini pada Dev C++ anda .......

#include <cstdlib>
#include <iostream>
using namespace std;
int main(int argc, char *argv[]){    int a=28,b=14,c=36;    cout<<"nilai a = "<<a<<endl;    cout<<"nilai b = "<<b<<endl;    cout<<"nilai c = "<<c<<endl;    cout<<"penjumlahan dari a+b+c = "<<a+b+c<<endl;     cout<<"nilai a = "<<a<<endl;    cout<<"nilai b = "<<b<<endl;    cout<<"nilai c = "<<c<<endl;    cout<<"perkalian dari a*b*c = "<<a*b*c<<endl;     cout<<"nilai a = "<<a<<endl;    cout<<"nilai b = "<<b<<endl;    cout<<"nilai c = "<<c<<endl;    cout<<"pembagian dari a/b/c = "<<a/b/c<<endl;     system("PAUSE");    return EXIT_SUCCESS;
Gambar 1.1 {tampilan pada Dev C++}







 Kemudian tekan F9  .. Saya tidak akan menjelaskan cara lambatnya (Time is Money Mas Bro :D)
   Gambar 1.2 {Tampilan setelah di F9)






NB : Cara di atas adalah cara dimana angka yang kita ketik  pada Dev C++ setelah di F9 langsung keluar hasil Penjumlahan Perkalian Dan pembagiannya ..
 Berikut adalah Langkah-langkah dimana setelah di F9 .. kita baru menuliskan angka yang akan kita jumlahka :
Langkah Pertama masukan kata-kata ini pada Dev C++ anda

#include <cstdlib>
#include <iostream>
using namespace std;
int main(int argc, char *argv[])
{   int a=28,b=14,c=36;
    cout<<"nilai a = "<<a<<endl;
    cout<<"nilai b = "<<b<<endl;
    cout<<"nilai c = "<<c<<endl;
   
    cout<<"masukan nilai a = ";
    cin>>a;
    cout<<"masukan nilai b = ";
    cin>>b;
    cout<<"masukan nilai c = ";
    cin>>c;
    cout<<"penjumlahan dari a+b+c = "<<a+b+c<<endl;
    cout<<"perkalian dari a*b*c = "<<a*b*c<<endl;
    cout<<"pembagian dari a/b/c = "<<a/b/c<<endl;
    system("PAUSE");
    return EXIT_SUCCESS;
}
Gambar 1.3 (tampilan pada Dev C++)






Lalu tekan F9 mas bro seperti yang tadi :D
 Gambar 1.4 (tampilan setelah di F9)






Tu kann ... kita di suruh memasukkan angka .. (angka yag akan kita masukan itu terserah kita mas bro :D )
Masukin aja angkanya .. abis itu tekan Enter

Gambar 1.5 (tampilan setelah di F9)






Selesai ..
Jangan lupa ucapkan Hamdallah

NB : Gak ada orang yang gak bisa di dunia ini .. adanya Cuma orang yang  malas :)


Senin, 22 Juni 2015

Indahnya Ramadhan Bersama Al Qur’an



Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan warna ketaatan. Selain ibadah puasa di siang hari, kaum muslimin dapat menikmati keindahan tadabbur dan tilawah al-Qur’an di malam hari. Dengan merenungkan ayat-ayat al-Qur’an itulah ketenangan jiwa akan didapatkan.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Ingatlah, bahwa dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d: 28). Sebagian ulama menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan berdzikir kepada Allah dalam ayat ini adalah Kitab-Nya. Yaitu, tatkala seorang mukmin mengetahui kandungan hukum dari ayat-ayat Allah yang menunjukkan kepada kebenaran maka hatinya pun merasakan ketentraman. Sebab hatinya tidak bisa merasakan ketentraman tanpa ilmu dan keyakinan, sementara ilmu dan keyakinan itu bisa diperoleh dengan memperhatikan Kitabullah tersebut (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 418 cet. Ar-Risalah)
Membaca dan merenungkan ayat-ayat al-Qur’an adalah bagian dari dzikir. Sementara kedudukan dzikir bagi seorang insan laksana air bagi seekor ikan. Ibnu Taimiyah rahimahullah pernah mengatakan, “Dzikir bagi hati laksana air bagi ikan. Apakah yang akan terjadi jika ikan dipisahkan dengan air?” Bagaimana mungkin seorang hamba mengaku mencintai Allah, sementara hati dan lisannya kering dari mengingat dan memuji-Nya?!
Demikianlah yang telah dipraktekkan oleh salafus shalih. Mereka adalah suatu kaum yang mengagungkkan Kitabullah dengan semestinya. Mereka tidak hanya mengimani al-Qur’an sebagai bacaan ataupun wahyu dari sisi-Nya, tetapi mereka juga menerapkan ajarannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan jika mereka mendapatkan predikat generasi terbaik umat ini. Gelar yang layak mereka sandang, sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu’anhu)
Para sahabat radhiyallahu’anhum telah menjadi teladan bagi generasi berikutnya dalam menjadikan al-Qur’an sebagai jalan hidup mereka. Oleh sebab itu mereka pun mulia di sisi Allah karena ketakwaan mereka, kedalaman ilmu mereka, amal salih mereka, dan kecintaan mereka yang teramat besar terhadap Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah akan mengangkat kedudukan sebagian kaum dengan Kitab ini dan akan merendahkan sebagian yang lain dengan Kitab ini pula.” (HR. Muslim dari ‘Umar bin al-Khaththabradhiyallahu’anhu)
Mereka adalah sebuah generasi yang telah ridha terhadap Allah, Islam dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka tidak rela untuk menjual keimanan dan tauhid yang mereka miliki dengan kenikmatan dunia apapun. Mereka lebih memilih disiksa daripada harus menuruti kemauan thaghut dan dedengkot kekafiran. Seperti Bilal bin Rabah radhiyallahu’anhu yang rela tubuhnya tersengat teriknya panas padang pasir dan kesakitan di bawah tindihan batu dengan kalimat ‘Ahad, Ahad’ yang terus mengalir dari bibirnya yang mulia. Itulah manisnya iman yang mereka gapai dengan segenap pengorbanan dan perjuangan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan merasakan manisnya iman, orang yang ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai rasul.” (HR. Muslim dari al-‘Abbas bin Abdul Muthallibradhiyallahu’anhu)
Para sahabat hidup di bawah naungan al-Qur’an. Sehingga ayat-ayat suci itu mewarnai hidup dan kehidupan mereka, mewarnai hati dan tingkah laku mereka. Tidak sebagaimana kaum Khawarij yang hanya menjadikan al-Qur’an sebagai hiasan di bibir dan lisan mereka. Akan tetapi, pemikiran dan keyakinan mereka melesat dari agama sebagaimana melesatnya anak panah menembus sasarannya. Kaum Khawarij itulah -meskipun mereka memiliki banyak hafalan al-Qur’an dan bersungguh-sungguh dalam beribadah- kelompok orang yang mendapatkan celaan keras dari Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka lah yang disebut sebagai anjing-anjing neraka. Sejelek-jelek manusia dan seburuk-buruk kaum yang terbunuh di bawah kolong langit ini. Bahkan, bagi orang yang berhasil membunuh mereka Nabi janjikan pahala yang besar di sisi Allah pada hari kiamat kelak.
Para sahabat radhiyallahu’anhum tidak memandang al-Qur’an sebagai kumpulan dongeng atau cerita pelipur lara belaka. Bahkan, mereka menjadikan al-Qur’an sebagai undang-undang kehidupan mereka dalam hidup bermasyarakat dan bernegara, dalam hidup individu dan rumah tangga. Mereka pun tidak menganggap bahwa masa berlakunya hukum-hukum Kitabullah hanya untuk dua atau tiga generasi saja. Bahkan, al-Qur’an itu cocok dan sesuai dengan segala masa dan suasana. Oleh sebab itu Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu berpesan, “Ikutilah tuntunan dan janganlah kalian mengada-adakan ajaran baru, karena sesungguhnya kalian telah dicukupkan.”
Para sahabat radhiyallahu’anhum menjadikan al-Qur’an sebagai sesuatu yang harus diyakini dan diamalkan, bukan sesuatu yang harus diragukan apalagi untuk diperdebatkan! Mereka sangat yakin bahwa al-Qur’an adalah sebaik-baik pembicaraan, sejujur-jujur perkataan, dan sebaik-baik petunjuk bagi kemanusiaan. Ia diturunkan dari sisi Dzat Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. Tidaklah datang kepadanya kebatilan, dari arah depan, maupun dari arah belakang. Seandainya seluruh manusia bersatu padu untuk membuat sesuatu yang serupa dengannya, niscaya mereka akan gagal dan tidak sanggup melakukannya, meskipun mereka bahu-membahu dan saling membantu satu dengan yang lain. Tidak mungkin mereka bisa menandingi mukjizat yang agung ini. Inilah kemuliaan al-Qur’an yang akan membuat tentram dan sejuk hati insan beriman. Dan sebaliknya, ia tidak akan mendatangkan pengaruh kepada orang-orang yang zalim kecuali kerugian dan kebencian.
Salafus shalih telah memberikan teladan kepada kita dalam mewarnai bulan yang mulia ini dengan interaksi yang intensif bersama al-Qur’an. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri setiap tahunnya menyetorkan hafalan al-Qur’an kepada Jibril ‘alaihis salam di setiap malam di bulan Ramadhan. Demikian pula salafus shalih, mereka memperbanyak membaca al-Qur’an di bulan Ramadhan, di dalam maupun di luar sholat. Az-Zuhri rahimahullah berkata apabila telah masuk bulan Ramadhan, “Sesungguhnya ini adalah kesempatan untuk membaca al-Qur’an dan memberikan makanan.” Imam Malik rahimahullah, apabila telah datang bulan Ramadhan maka beliau menutup majelis hadits dan mengkhususkan diri untuk membaca al-Qur’an dari mushaf. Qatadah rahimahullah pada bulan Ramadhan mengkhatamkan al-Qur’an setiap tiga malam, sedangkan pada sepuluh hari terakhir beliau mengkhatamkannya setiap malam. Begitu pula Ibrahim an-Nakha’i rahimahullah, pada sepuluh hari terakhir beliau mengkhatamkan al-Qur’an setiap dua malam (lihat Majalis Syahri Ramadhan karya Syaikh Utsaimin, hal. 26-27 cet. Dar al-‘Aqidah)

Wahai saudaraku, ucapan manusia…
Telah membuat kita lupa akan ucapan Rabb kita

Kita sibuk dengan perkataan si fulan atau ‘allan
Sementara kita lalai dari nasehat dan bimbingan ar-Rahman

Saudaraku, bulan penuh berkah ada di hadapan
Jangan sampai ia berlalu sedangkan kita terus tenggelam dalam kelalaian

Ya Allah, Ya Rabbi, pertemukanlah kami dengan bulan itu
Larutkanlah kami dalam malam-malam indah bersama-Mu…

Penulis: Ari Wahyudi
Artikel Muslim.Or.Id

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Statistik

Powered By Blogger

Arsip Blog

Cari Blog Ini

Halaman

Dialog

Dialog ini di buat untuk memenuhi matakuliah Integrat English Maaf jika ada salah kami sedang belajar 🙏🏻.